PSPK UB

MENUJU KEBANGKITAN PRODUKSI PERIKANAN DI INDONESIA

TAHUN 2018: MENUJU KEBANGKITAN PRODUKSI PERIKANAN DI INDONESIA

A A Jaziri – Peneliti di PSPK UB

Produksi perikanan di Indonesia kian menggeliat dan memberikan angin segar pada industri perikanan dan kelautan, baik industri kecil, menengah mapun industri skala besar. Sepanjang tahun 2017, produksi perikanan mengalami kenaikan angka produksinya, dimana total produksi perikanan tangkap mencapai angka 7.673.120 ton meliputi 7.030.450 dari hasil tangkapan di laut dan 642.670 hasil tangkapan di darat. Sementara itu, produksi perikanan budidaya mencapai angka 16.165.059 ton (Januari-Oktober) yang terdiri dari 555.138 ton untuk produksi budidaya udang, 7.429.787 ton hasil budidaya ikan, dan 8.180.144 ton dari budidaya rumput laut.

Konsidi perikanan tangkap

Produksi perikanan tangkap tahun 2017 mengalami kenaikan 17,22 % dari tahun 2016, dimana jumlah produksi perikanan tangkap di 2016 sebanyak 6.545.852 ton, dengan rincian produksi perikanan tangkap meliputi 6.115.469 ton untuk produksi dari laut, dan 430.383 ton dari tangkapan darat (danau, sungai, waduk, dll). Kalau kita jumlahkan nilai produksinya, tercatat bahwa produksi perikanan tangkap mampu mendulang sebesar Rp 158 triliun pada tahun 2017, yang terdiri dari Rp 143 triliun dari nilai produksi laut dan Rp 15 triliun produksi perairan darat. Sedangkan nilai produksi perikanan tangkap pada tahun 2016 mencapai Rp 121 triliun, dengan rincian Rp 111 triliun dari nilai produksi laut dan Rp 10 triliun dari produksi perairan darat.

Di sisi lain, stok ikan nasional mengalami peningkatan mulai dari tahun 2001 hingga 2016. Stok ikan nasional hingga 2016 tercatat sebesar 12,5 juta ton. Angka tersebut terus mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 9,93 juta ton, tahun 2013 sebanyak 7,31 juta ton, tahun 2011 sebanyak 6,52 juta ton dan tahun 2001 sebanyak 6,41 juta ton, bahkan predikti stok ikan nasional pada tahun 2017 mengalami kenaikan. Kenaikan stok ikan nasional salah satunya diduga karena kebijakan ilegal fishing, yang berdampak pada perginya kapal-kapal asing yang dulu sempat mengambil ikan di laut Indonesia.

Kondisi perikanan budidaya

Sebagaimana data produksi perikanan budidaya pada tahun 2017, dimana pencapaian produksinya sebesar 16.165.059 ton (Januari-Oktober) yang terdiri dari 555.138 ton udang, 7.429.787 ton ikan, dan 8.180.144 ton rumput laut. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat volume produksi perikanan budidaya mengalami pertumbuhan rata-rata 15,24 persen per tahun dalam periode 2012-2016. Walaupun demikian, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian KKP, Slamet Soebjakto menyatakan bahwa terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan, seperti komoditas udang dan rumput laut.

Kalau dilihat lebih dalam, produksi udang pada tahun 2017 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2016, dimana produksi udang pada 2017 mencapai 555.138 ton dan produksi pada tahun 2016 sebesar 698.138 ton. Penurunan tersebut ditengarai karena Grup CPP mengakhiri kerja sama dengan Plasma dan beberapa kendala serangan penyakit. Sementara itu, produksi rumput laut pada tahun 2017 tercatat mengalami penurunan sebesar 8.180.144 ton dari sebelumnya 11.050.301 ton di 2016.

Sebaliknya, produksi budidaya ikan kian meroket, seperti ikan kerapu, ikan lele dan ikan nila. Produksi budidaya ikan kerapu pada tahun 2017 sebesar 46.504 ton atau naik 304 % dari produksi tahun 2016, dimana produksinya hanya sebesar 11.504 ton. Selain itu, produksi ikan Lele nasional di 2017 tercatat sebesar 1.771.867 ton atau naik 132 % dari tahun 2016 yang hanya mencapai 764.797 ton. Kenaikan tersebut dikarenakan adanya program pengembangan usaha budidaya Lele seperti program bioflok. Selanjutnya, produksi ikan nila pada tahun 2017 t sebanyak 1.155.374 ton atau naik dari 2016 sebanyak 1.114.156 ton. Kenaikan produksi ini terus bertahan selama 5 tahun terakhir mencapai 11%.

Target dan strategi produksi tahun 2018

Tren kenaikan produksi perikanan di Indonesia pada tahun 2017, menjadi dasar dalam menaikkan angka produksi perikanan pada tahun 2018. Target kenaikan produksi perikanan disandarkan tidak hanya pada perikanan tangkap saja, melainkan pada perikanan budidaya juga. Adapun target produksi perikanan pada tahun 2018 adalah 9,45 juta ton untuk perikanan tangkap dan 24,08 juta ton untuk produksi perikanan budidaya. Target perikanan budidaya tersebut terdiri dari produksi ikan 7,9 juta ton dan rumput laut 16,17 juta ton.

Strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk menggenjot produksi perikanan tangkap, meliputi: 1) menegakkan kembali kebijakan ilegal fishing atau penangkapan pencurian ikan di laut Indonesia; 2) mendorong BUMN perikanan, yakni PT Perikanan Nusantara (Persero) dan Perum Perikanan Indonesia, serta swasta untuk menyediakan kapal pengangkut guna membawa hasil tangkapan nelayan di timur yang melimpah ke konsumen dan industri pengolahan di barat; 3) memperbaiki sistem pencatatan di seluruh TPI, termasuk untuk mencatat hasil tangkapan kapal-kapal berukuran kecil yang selama ini belum tercatat dengan baik.

Adapun startegi yang dilakukan untuk mendongkrak produksi perikanan budidaya menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Perikanan Budidaya  adalah 1) Pengembangan budidaya keramba jaring apung offshore di Sabang, Pangandaran, dan Karimunjawa; 2) Pembangunan pabrik pakan ikan di Pangandaran dengan kapasitas produksi minimal 500 kg per jam; 3) penguatan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) di Sabang, dengan mengerahkan bantuan kapal 5 GT, kapal angkut 30 GT, eskavator, mesin pemecah es berkapasitas 1,5 ton, serta kendaraan berpendingin; 4) Pembuatan embung di Pangandaran; 5) Pengembangan budidaya lele bioflok di 17 provinsi; 6) Rehabilitasi saluran irigasi tambak/ kolam partisipatif (swakelola) di beberapa wilayah seperti Pangandaran, Muara Gembong, Sambas, Ketapang, Tarakan, Mamuju, Parigi Moutong, dan Pohuwato; dan 7) Pertanian minapadi di Sukabumi, Pangandaran, Tasikmalaya, Banyumas, Pasaman Barat, Minahasa Tenggara, Bungo, dan Tabanan.

Strategi-strategi di atas merupakan bentuk usaha pemerintah dalam mendongkrak produksi perikanan di Indonesia baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Strategi tersebut tidak mungkin pemerintah bergerak dengan sendiri, perlu adanya kerjasama dan tekad kuat dalam merealisasikannya, sehingga target produksi perikanan tahun 2018 yang telah ditetapkan dapat diwujudkan hingga akhir tahun 2018.

Dalam hal perikanan budidaya, pemerintah mestinya menggandeng perusahaan swasta maupun penggerak perikanan budidaya, seperti perusahaan yang bergerak di bidang pembenihan maupun penyedia pakan, karena dengan dukungan pihak tersebut maka pencapaian target akan terlaksana. Sering kali dikeluhkan oleh pembudidaya adalah kualitas benih ikan yang kurang baik dan pastinya penyediaan pakan dengan nutrisi yang sesuai guna meningkatkan produksi perikanan budidaya. Selain itu, dengan adanya sinergitas dalam pembangunan perikanan di Indonesia maka tidak menutup kemungkinan target produksi tahun 2018 dapat tercapai, bahkan melebih target produksi perikanan nasional.

Harapan besar dengan adanya kebijakan dan penetapan target produksi perikanan yang lebih tinggi, dapat memberikan peningkatan pendapatan kepada para pelaku yang bergerak di bidang perikanan dan kelauatan, mulai dari pembudidaya, nelayan, tengkulak, pedagang besar, perusahaan swasta maupun BUMN, dan pastinya meningkatkan pendapatan pemerintah, baik itu melalui pendapatan perusahaan negara maupun devisa hasil ekspor komoditi perikanan dan kelautan. Dengan demukian, stabilitas perekonomian di Indonesia akan tumbuh dengan baik. Mari songsong perikanan dan kelautan kita.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top